Trilokanews.com - Solok - Maraknya ancaman terhadap generasi muda seperti penyebaran ideologi menyimpang (LGBT), penyalahgunaan narkoba, hingga degradasi moral akibat gempuran teknologi membuat Agus Syahdeman, SE, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat dari Fraksi Demokrat, angkat bicara sekaligus bertindak. Minggu, (20/07/2025).
Tak ingin masa depan anak bangsa tergerus zaman, Agus menginisiasi Pelatihan Bela Negara yang berlangsung pada tanggal 19–20 Juli 2025 bertempat di SMAN 2 Sumatera Barat.
Kegiatan ini melibatkan 11 OSIS dan organisasi pelajar dari SMA, SMK, dan MAN se-Kabupaten Solok, dengan dukungan penuh dari Pokok Pikiran (Pokir) yang ia alokasikan khusus untuk pembinaan generasi muda.
“Kita semua tahu bahwa Indonesia Emas 2045 bukan sekadar wacana. Tapi kalau generasi mudanya rapuh, siapa yang akan berdiri di garda depan? Kalau bukan kita yang membimbing, siapa lagi?” ujar Agus dengan penuh keprihatinan.
Berbeda dari pelatihan biasa, kegiatan ini dikemas interaktif, aplikatif, dan menggugah semangat nasionalisme. Mulai dari materi pentingnya bela negara, simulasi sidang kebangsaan, latihan PBB (Peraturan Baris Berbaris), hingga outbound yang menyatu dengan nilai-nilai karakter kebangsaan.
Yang tak kalah penting, deretan pemateri yang hadir adalah figur kredibel:
1. Marwansyah, S.IP – Plt. Kepala Kesbangpol Sumbar.
2. Yendi Putra, S.Kom., M.Kom., MTA – Akademisi, aktivis, dan pakar teknologi.
3. Hashari Nursa – Perwakilan TNI AD dari Kodim 0309 Solok.
4. Donny Rahma Saputra, M.Si – Kabid Kesbangpol Sumbar.
5. Agus Syahdeman, SE – Anggota DPRD Provinsi Sumbar.
“Kita hidup di era teknologi dan Ai, tapi nasionalisme tak boleh ditinggalkan. Pendidikan karakter harus berjalan beriringan dengan inovasi. Ini bukan tentang sekadar ‘melawan’ zaman, tapi bagaimana kita membekali generasi muda agar tak hanyut di dalamnya,” tegasnya.
Agus menekankan bahwa pelatihan semacam ini bukan hanya membahas teori, tetapi menanamkan “jiwa bela negara” secara konkret. Ia bahkan menyitir para tokoh Minang yang telah berjasa besar bagi Indonesia, seperti Mohammad Hatta, Tan Malaka, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Agus Salim, dan lainnya.
“Ranah Minang punya sejarah besar membentuk bangsa ini. Maka menjadi kewajiban kita hari ini untuk melanjutkan estafet perjuangan itu, terutama kepada generasi muda yang kelak akan berdiri pada tahun 2045,” imbuhnya.
Antusiasme peserta pun tinggi. Salah satunya, Nurul Maulidya Ditri dari SMKN 1 Lembah Gumanti mengaku sangat terkesan:“Kami sangat berterima kasih atas program luar biasa ini. Dua hari yang penuh pelajaran, materi-materinya ‘daging semua’.
Kami diajarkan sidang kebangsaan, PBB, dan nilai bela negara secara menyenangkan. Terima kasih Pak Agus Syahdeman dan juga tim EO dari Idea Corner Management, tim mereka visioner, rapi, dan inspiratif. Kami harap kegiatan ini berlanjut di masa depan,” ucapnya penuh semangat.
Pelatihan ini menjadi cermin bahwa pembinaan karakter generasi muda harus dimulai dari sekarang, bukan nanti. Apalagi menjelang momen besar Indonesia Emas 2045, di mana generasi inilah yang akan menjadi tonggak utama negeri ini.
Agus Syahdeman telah menunjukkan bahwa anggota dewan tak hanya duduk dan bicara, tapi harus hadir di tengah masyarakat, memberi solusi, dan meninggalkan jejak nyata.
Semoga langkah ini menjadi contoh dan pemicu bagi pemangku kepentingan lainnya. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang peduli pada masa depan anak mudanya. NKRI harga mati, bukan sekadar slogan,"pungkasnya.
(Maruli)