• Jelajahi

    Copyright © trilokanews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan atas

     


    Drs.Maman Badru Zaman : Maknai Kebangkitan Nasional Dengan Refleksi Pembangunan Berbasis Digital

    trilokanews
    Selasa, Mei 21, 2024, 09.24 WIB Last Updated 2024-05-21T02:42:16Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    trilokanews.com - Kabupaten Bekasi - Camat Kedung Waringin, Drs. Maman Badru Zaman (MBZ), memimpin Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-116 yang diselenggarakan di halaman Kantor Kecamatan Kedung Waringin pada Senin pagi. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat dan tokoh masyarakat setempat, menandai momen bersejarah dengan penuh khidmat. 

    Turut hadir Waka Polsek Kedung Waringin, Danramil 13 Kedung Waringin, para kepala Desa se-Kecamatan Kedung Waringin, Dr. H. Ahmad Hidayat, Kepala UPTD Puskesmas Kedung Waringin yang menunjukkan dukungan dari sektor kesehatan dalam momentum kebangkitan nasional ini. Hadir pula Muspika Kecamatan Kedung Waringin, para anggota Hansip, serta Ibu-ibu PKK yang turut memeriahkan acara dengan semangat kebersamaan dan menunjukkan sinergi dan komitmen mereka dalam memperingati hari bersejarah yang menjadi tonggak kebangkitan Nasional Indonesia. Senin 20/05/24.

    Dalam sambutannya, Drs. Maman Badru Zaman menjelaskan, tentang realitas yang terjadi saat ini yaitu kemajuan teknologi dan informasi yang melesat sangat cepat," ungkapnya 

    “Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih dari pada itu, menjadi pemain, agar dapat menggapai dunia, kemudian  Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan, merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua. Sebagai Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan "berkunjung kembali" kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia, bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita, sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya, Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata, tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan kesejahteraan. Keteladanan tidak harus di ikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan," ujar Maman

    Lebih lanjut, kata' Drs. Maman Badru Zaman mengungkapkan bahwa telah lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa itu telah menumbuhkan bibit cita-cita untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.

    " Organisasi Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, seperti pentingnya pendidikan bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda," tuturnya 

    Bahwa Apa yang telah dirintis Boedi Oetomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada priayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo 
    mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan. Kemudian dirinya menambahkan bahwasanya Kartini juga merupakan pembaharu dalam menggagas sebuah imajinasi mengenai sebuah tatanan masyarakat yang merdeka, dan sebuah cita-cita ideal baru tentang bangsa yang lebih besar dibandingkan asal-usul sosialnya sendiri," ungkasnya

    “Apa yang digagas Kartini telah jauh melampaui kisah hidupnya sendiri. Ia telah memberikan inspirasi penting bagi sumbu-sumbu kecil, yakni para kaum muda "embrio bangsa", yang perlahan menjadi nyala berkobar yang kemudian kita kenal sebagai pergerakan kebangkitan nasional,"  ungkap Maman Badru Zaman 

    Dirinya menyebutkan, bahwa apa yang telah digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai "jembatan emas". 

    Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah "jembatan emas" yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri. Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung "jembatan emas" akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno "bahagia bersama atau menangis bersama," tutupnya (Mandor Umpah)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini