-->
  • Jelajahi

    Copyright © trilokanews
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan Atas 2

     


    Iklan Atas 1

    Bremi Eco Park Probolinggo Jadi Saksi Sengatan Arona Kopi Kobra dari Lereng Argopuro

    trilokanews
    Minggu, November 09, 2025, 21.03 WIB Last Updated 2025-11-09T14:04:45Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    trilokanews.com - Probolinggo - Udara dingin Bremi Eco Park di Desa Bremi, Kecamatan Krucil siang itu terasa lebih hangat. Bukan karena sinar matahari, melainkan karena aroma kopi yang menyeruak dari berbagai sudut. 

    Di antara rindang pepohonan dan gemericik air yang menenangkan, deru mesin grinder, suara tawa dan denting cangkir berpadu membentuk harmoni khas pecinta kopi. 

    Inilah Hyang Argopuro Coffee Festival, bagian dari kemeriahan The Seven Lakes Festival 2025 yang tengah mengangkat secangkir kebanggaan dari lereng Argopuro: Arabica Kobra (Kolombia–Brazil). Kompetisi ini digelar selama dua hari, Sabtu sampai Minggu (8-9/11/2025).


    Tak sekadar ajang minum kopi, festival ini menjadi panggung pertemuan antara cita rasa, kreativitas dan kebanggaan lokal. Manual Brew Competition, kompetisi teknik seduh kopi menjadi magnet utama. 

    Sebanyak 51 peserta dari berbagai daerah mulai dari Jawa Timur hingga Lombok, NTB menunjukkan kelihaian mereka dalam meracik rasa, aroma dan keseimbangan kopi arabika khas Kabupaten Probolinggo.

    Formatnya sederhana tapi menegangkan: battle throwdown. Setiap peserta berhadapan, hanya berbekal alat seduh dan biji kopi yang sama Arabica Kobra specialty, lalu diuji oleh juri nasional dan lokal. Satu kesalahan kecil bisa menggugurkan harapan, satu seduhan sempurna bisa mengantarkan kemenangan.

    Kepala Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi yang membuka acara ini menyebut festival kopi ini bukan sekadar perlombaan. 

    "Tujuannya adalah mengenalkan spesies kopi Kabupaten Probolinggo seperti Arabica, Robusta dan liberika, ke kancah nasional. Tapi lebih dari itu, kami ingin membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan pelaku UMKM,” ujarnya.

    Benar saja, di sekitar arena, 21 stan UMKM lokal memamerkan aneka produk hasil bumi Kabupaten Probolinggo, mulai dari madu hutan, cokelat hingga keripik singkong khas Tiris. Semua berpadu dalam satu atmosfer yang memperlihatkan betapa kayanya potensi agrikultur daerah ini.

    Untuk menghasilkan secangkir kopi terbaik, setiap detail berarti. Billy, salah satu juri lokal asal Kabupaten Probolinggo menjelaskan bahwa peserta sudah menerima sampel biji kopi jauh sebelum kompetisi. Bukan sembarang biji, melainkan Arabica Kobra HSN process, metode fermentasi yang kini sedang naik daun di dunia kopi specialty Indonesia. 

    “Prosesnya rumit dan bernilai tinggi. Harga green bean-nya saja berkisar antara Rp 200–250 ribu per kilogram, tergantung kualitas cherry saat panen,” jelas Billy.

    Sementara Saiful Bahri, juri asal Jember yang berprofesi sebagai QA Arabica juga mengakui kualitas kopi Kobra HSN ini. “Kopi ini punya potensi besar. Dari sweetness, fruity, body sampai balance-nya, semuanya nyatu dengan pas,” tuturnya sambil menyesap hasil seduhan kalibrasi.

    Lebih dari sekadar aroma dan rasa, Hyang Argopuro Coffee Festival menyeduh sebuah pesan bahwa potensi kopi Kabupaten Probolinggo bukan hanya soal komoditas, tapi juga identitas dan masa depan pariwisata. Di balik setiap cangkir, tersimpan kerja keras petani, dukungan pemerintah dan semangat untuk membawa nama daerah ke kancah nasional.(redaksi)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini