masukkan script iklan disini
trilokanews.com - Kabupaten Bekasi - Rapat kerja Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asda) II Kabupaten Bekasi yang digelar di Aula Gedung Bupati, lantai dua, Rabu (17/9/2025), diwarnai sejumlah keluhan dari para kelompok tani yang hadir dari 23 Kecamatan.
Pertemuan ini dihadiri oleh jajaran Dinas terkait, di antaranya Dra Hj Ani Gustini MM Asisten Perekonomian dan Pembangunan Asda II, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Agung Mulya, Kasad Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Surya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Doni Sirait, Kepala Dinas Pertanian, serta para Kelompok Tani dan berbagai pihak lainnya.
Dalam rapat, para ketua kelompok tani mengeluhkan persoalan serius di sektor pertanian, mulai dari gagal panen akibat kekeringan, kesulitan mendapatkan pasokan air, hingga maraknya bangunan liar di bantaran kali yang turut memperburuk kondisi irigasi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Agung Mulya yang mewakili Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi menyampaikan bahwa pemerintah daerah tengah merancang langkah strategis.
“Kami akan membuat sistem perencanaan, pembangunan, operasi, dan pemeliharaan jaringan infrastruktur air yang terintegrasi dengan sumber daya air, atau yang kami sebut Ir. Berdasi (Infrastruktur Air yang Berintegrasi dengan Sumber Daya Air),” ujar Agung.
Ia menegaskan, program ini diharapkan mampu menjawab permasalahan para petani, khususnya terkait ketersediaan air yang sangat vital dalam mendukung produktivitas pertanian di Kabupaten Bekasi," ungkapnya
" Kita juga sudah melakukan apa yang membuat para petani kekurangan air dengan cara menormalisasi kali,bahkan tahun kemaren kita jaga sudah melakukan tanggapan darurat dengan Normalisasi saluran irigasi di 33 titik di wilayah Kabupaten Bekasi. Kemudian kali Bulak Mangga kita benahi bendungan. Akan tetapi kita terkendala adanya bangunan liar (bangli) yang berada di bantaran kali, sehingga alat Excavator tidak bisa melintas, kita sudah bersurat kepada dinas Satpol-PP untuk penertiban bangli, agar ke depannya untuk normalisasi sungai untuk irigasi bisa maksimal hasilnya," tutupnya (Catur Sujatmiko)